17.44
You'll Never Walk Alone
Keindahan bumi Sriwijaya dicerminkan ke dalam songket-songket sebagai
warisan Nusantara. Motifnya beragam, menggambarkan rumah adat ataupun
flora khas Palembang, Sumatera Selatan.
Benang-benang berwarna emas mendominasi songket dengan bentuk motif. Dikolaborasikan dengan benang berwarna merah tua, biru maupun hijau, perajin menyulap benang menjadi sebuah kain yang cantik.
Untuk merayakan kekayaan budaya Sriwijaya, diselenggarakan Festival Songket 'The Golden Songket of Palembang' di Museum Tekstil Jakarta, 5-8 Desember 2013. Dipamerkan puluhan koleksi songket dari sepuluh pelestari songket, diantaranya Ida Hasyim Ning, Irma Hurtabarat, Zainal Songket dan Dian Pelangi.
Beberapa koleksi songket dari Ida Hasyim Ning sudah berusia lebih dari seratus tahun. Kain dihiasi motif Limar dan Lepus, memancarkan kilau lantaran benang berlapis emas 24 karat membentuk motif-motifnya.
"Benang itu namanya Benang Jantung, diimpor langsung dari China. Tapi sekarang penggunaan Benang Jantung sudah tidak ada, benang emas biasa yang dipakai sekarang ini menghasilkan kilau yang sama dengan Benang Jantung," kata Ida Hasyim Ning saat ditemui di Festival Songket Jakarta, Kamis, 5 Desember 2013.
Benang-benang emas 24 karat itu digubah menjadi kain untuk dikenakan pria ataupun wanita. Ada juga yang berupa selendang. Kain biasa digunakan untuk upacara pernikahan, sebagai busana pengantin maupun seserahan.
"Sampai sekarang songket dengan Benang Jantung masih saya pakai untuk acara-acara adat," Ida menambahkan.
Lanjut Ida, songket dengan motif dari rangkaian Benang Jantung bisa dihargai hingga Rp75 juta, senilai dengan kelangkaan songket.
Benang-benang berwarna emas mendominasi songket dengan bentuk motif. Dikolaborasikan dengan benang berwarna merah tua, biru maupun hijau, perajin menyulap benang menjadi sebuah kain yang cantik.
Untuk merayakan kekayaan budaya Sriwijaya, diselenggarakan Festival Songket 'The Golden Songket of Palembang' di Museum Tekstil Jakarta, 5-8 Desember 2013. Dipamerkan puluhan koleksi songket dari sepuluh pelestari songket, diantaranya Ida Hasyim Ning, Irma Hurtabarat, Zainal Songket dan Dian Pelangi.
Beberapa koleksi songket dari Ida Hasyim Ning sudah berusia lebih dari seratus tahun. Kain dihiasi motif Limar dan Lepus, memancarkan kilau lantaran benang berlapis emas 24 karat membentuk motif-motifnya.
"Benang itu namanya Benang Jantung, diimpor langsung dari China. Tapi sekarang penggunaan Benang Jantung sudah tidak ada, benang emas biasa yang dipakai sekarang ini menghasilkan kilau yang sama dengan Benang Jantung," kata Ida Hasyim Ning saat ditemui di Festival Songket Jakarta, Kamis, 5 Desember 2013.
Benang-benang emas 24 karat itu digubah menjadi kain untuk dikenakan pria ataupun wanita. Ada juga yang berupa selendang. Kain biasa digunakan untuk upacara pernikahan, sebagai busana pengantin maupun seserahan.
"Sampai sekarang songket dengan Benang Jantung masih saya pakai untuk acara-acara adat," Ida menambahkan.
Lanjut Ida, songket dengan motif dari rangkaian Benang Jantung bisa dihargai hingga Rp75 juta, senilai dengan kelangkaan songket.
Menurut analisa saya bahwa keindahan pada assesoris manusia tidak hanya terletak pada perhiasan seperti perak, berlian ataupun yang lain tetapi barang seperti songket pun juga bisa menjadi pemanis penampilan terutama wanita apalagi songket tersebut terbuat dari benang berlapis emas 24 karat. Bisa di bayangkan bahwa songket tersebut tidak kalah saing dengan barang mewah lainnya yang selama ini selalu mendominasi dunia fasion seperti sekarang ini.
Referensi :http://life.viva.co.id/news/read/464118-songket-langka-dari-benang-berlapis-emas-24-karat
0 komentar:
Posting Komentar