Minggu, 30 Maret 2014

Etika Terhadap Orang Tua dan Sesama

Apakah tradisi menghormati orang tua semakin memudar di republik ini? Bisa jadi. Banyaknya tauran, semakin berani para buruh atau pekerja melakukan mogok kerja, dan semakin jauhnya kehidupan yang lebih baik bisa jadi indikator bahwa penghormatan kepada orang tua semakin menipis.

Menurut Confusius, sosok yang membidani Etika Konfusianisme, mengatakan bahwa keadilan dan kemakmuran bertitik tolak dari penghormatan kepada orang tua. Anda dan saya harus memutar otak mencari relasi antara penghormatan kepada orang tua dengan keadilan dan kemakmuran.

Yang jelas, negeri kita masih jauh baik dari keadilan apalagi kemakmuran. Anda cek sendiri bagaimana Anda diperlakukan di dunia kerja. Itu bisa jadi gambaran bagaimana keadilan dan kemakmuran di negeri ini. 


Confusius mendapatkan inspirasi dari Shun tentang pentingnya menghormati ayah dan ibu.

Dalam buku Da Xue (Jalan Tengah), Confusius berkata, "Betapa berbaktinya Shun kepada orang tuanya! Kebajikannya seperti orang suci. Martabatnya seperti raja. Ia memiliki semua kekayaan yang ada di dalam empat lautan. Persembahan di kuil dikirim untuknya dan kisahnya selalu dikenang keturunannya."
Dalam buku Lun Yu, Confucius berkata, "Seorang pemuda harus berbakti pada orang tua ketika berada di rumah, menghormati saudaranya yang lebih tua ketika berada di luar rumah; menjaga tingkah laku jujur dalam perkataan; mencintai semua orang dan menjalin persahabatan dengan orang-orang yang baik."
Konfusianisme bahkan memberikan perhatian khusus pada upacara menghormati orang tua yang telah meninggal. Pada buku Lun Yu misalnya, Zeng Zi berkata, "Jika kita mengikuti upacara penguburan orang tua kita dengan khidmat, dan tidak melupakan upacara untuk menghormati leluhur kita yang telah lama pergi, maka moral baik rakyat akan kembali dengan cepat dan alami."

Yang jauh lebih menarik, teori pemerintahan Confusius bertitik tolak dari pengaturan keluarga.
Dalam buku The Great Learning ditulis, "Jika keluarga sudah diatur dengan benar, maka kerajaan kecil dapat diperintah dengan baik. Jika kerajaan kecil diperintah dengan baik, maka seluruh kerajaan akan menikmati kedamaian dan keseimbangan."
"Keluarga adalah dasar kerajaan," begitu kata Mencius, penerus tradisi Konfusianisme.

Pemikiran Confusius tidak jauh dari pemikiran yang lebih kuno. Di dalam karya yang lebih tua, kurang lebih 900 tahun sebelum Confusius lahir, menghormati orang tua merupakan salah satu dari 6 pilar-etika yang terpenting dalam hubungan sesama manusia. "Hormatilah orang tuamu supaya lanjut umurmu," begitu pilar-etika pertama. Lanjut usia merupakan konsekuensi dari penghormatan kepada orang tua.


Bila disimak lebih teliti, prinsip menghormati-ayah-dan-ibu mendahului pilar etika-etika dasar yang lain seperti perintah tidak membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri, tidak berbohong dan tidak menginginkan milik orang lain.

Masuk akal kalau Confusius menekankan pentingnya menghormati ayah dan ibu dan mengelola keluarga sebagai kunci untuk mengatur negara.

Bila melihat kondisi negara kita saat ini, mungkin sebagian besar rakyat tidak lagi menghormati orang tua. Etika semakin buruk. Korupsi merajalela. Warga sulit mendapat pekerjaan yang layak. Harga bahan makanan pokok makin lama makin mahal. Anak tidak tahu lagi berterima kasih pada orang tuanya, kepada ibu yang melahirkannya, orang tua yang mendidik, menyekolahkan bahkan sampai membiayai pernikahannya.
Apakah penghormatan kepada orang tua semakin menipis? Atau kita masih memperhatikan orang tua, tapi tidak menghormatinya?
 
Menurut pendapat saya tentang etika terhadap orang tua maupun sesama yang sudah di jelaskan pada artikel diatas bahwa seorang anak maupun orang pada zaman sekarang ini memang sudah hampir banyak berkurang rasa hormatnya kepada orang tua maupun sesama, Dan menurut saya pribadi penyebabnya adalah banyak budaya budaya asing yang sebenarnya kurang baik untuk dicontoh dan budaya tersebut banyak masuk kepada anak anak maupun orang dewasa tersebut tanpa diberikan pengetahuan dan pengajaran yang benar tentang rasa hormat yang sebenarnya terhadap sesama maupun orang tua dan ada hal yang lebih lagi yaitu berupa berkurangnya sosialisasi anak – anak zaman sekarang terhadap lingkungan sekitarnya sehingga memunculkan banyak dampak yang negatif untuk anak itu sendiri.

Referensi : http://www.putra-putri-indonesia.com/menghormati-orang-tua.html

Hasnul: Telkomsel terlalu tangguh untuk dikejar

President Director PT XL Axiata Tbk Hasnul Suhaimi mengaku sulit bagi pihaknya untuk dapat mengejar Telkomsel meskipun jumlah frekuensinya sudah sama besar.

"Sulit, Telkomsel terlalu tangguh dan kuat. Saya rasa semua operator bersatu baru bisa mengalahkan Telkomsel," ujarnya kepada merdeka.com, Kamis (20/3).


Setelah mengakuisisi AXIS, maka jumlah frekuensi XL dan Telkomsel adalah sama besar, yaitu 45 MHZ. Namun, pasar yang sudah jenuh dan minimnya pasar baru yang belum digarap membuat Telkomsel akan sulit terkejar.

Hasnul menyetujui terhadap pendapat bahwa idealnya di Indonesia hanya ada dua operator seluler dan satu CDMA.

Pangsa pasar Telkomsel sendiri saat ini mencapai 55 persen, sedangkan gabungan XL dan AXIS akan mencapai pangsa pasar hingga 30 persen.

Hal senada diungkapkan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Muhammad Ridwan Effendi bahwa jumlah frekuensi tidak berkorelasi dengan jumlah pelanggan.

Menurut pendapat dan analisa saya provider xl tersebut seharusnya tidak serta merta hanya memikirkan dapat menyamai ataupun mengejar telkomsel tersebut tetapi juga dapat lebih meningkatkan kualitas maupun kenyaman dari pelanggan karna apabila suatu provider mementingkan kenyaman dari pelanggannya dengan cara meningkatkan kepuasan pelanggan maka dengan sendirinya para pelanggan yang akan menghampiri maupun percaya kepada provider tersebut.

Pakar IT Beberkan Cara Tangkal Penyadapan

Penyadapan pada ponsel maupun perangkat mobile tidak hanya berkaitan pada produk perangkat saja. Sebab, perangkat teknologi tak seluruhnya dibuat oleh para vendor. 

Meski vendor perangkat telah menyatakan produknya tersertifikasi, namun terdapat komponen dan sistem operasi yang diproduksi pihak ketiga. Celah ini memungkinkan ditanamkan malware atau komponen penyadapan. 

Kondisi itu tak dipungkiri pakar IT, Teguh Prasetya. Meskipun para vendor perangkat telah menyatakan produk mereka tersertifikasi, Teguh berpendapat pengguna perangkat harus waspada dengan sistem operasi yang berjalan di atasnya. 

 

"Masing-masing hardware punya sistem operasi masing-masing. Apakah selalu setiap sistem operasi terstandarisasi?" kata Teguh usai diskusi di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu 26 Maret 2014. 

Ia mengatakan rata-rata pengguna perangkat bahkan tidak mengetahui sumber kode sistem operasi yang dipakai mereka. Sementara itu, pengetahuan kode sumber itu penting. 

Teguh mengatakan, dengan masuk ke teknologi, terlebih teknologi digital, maka sebenarnya potensi penyadapan sangat mudah. Kuncinya yakni kesadaran pengguna untuk selalu memonitoring perangkatnya. Ia menyebutkan pengguna harus intens mengaudit keamanan perangkat. 

Produk dalam negeri

Sedangkan pakar IT dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menambahkan, di sisi yang lebih luas, dengan adanya beberapa kali isu penyadapan, negara harus meningkatkan keamanan informasi nasional. 

"Selain itu mengembangkan kapabilitas bangsa. Misalnya buat hanphone bikinan dalam negeri," kata dia. 

Agung menjelaskan dengan memproduksi produk di dalam negeri, dengan sendirinya akan meningkatkan pemahaman seluruh fungsi komponen yang terdapat dalam ponsel. 

"Dengan cara itu, kita akan tahu end to end keamanan. Nantinya kita bisa bikin enkripsi," imbuhnya. 

Agung kurang sependapat jika aspek keamanan dibebankan kepada operator telekomunikasi. Terlebih lagi, tambah dia, operator kadang mengadopsi peralatan jaringan milik pihak ketiga. Untuk keamanan tiap elemen jaringan, kata Agung, operator menyerahkan pada orang luar atau pihak ketiga.

"Jadi kurang pas keamanan dibebankan kepada operator. Tugas mereka mengurusi bisnis," katanya.

Menurut pendapat saya mengenai artikel yang sudah di jelaskan di atas adalah bahwa di era yang sudah sangat canggih dan modern seperti sekarang ini bahwa orang maupun perusahaan harus lebih pintar pintar lagi dalam hal berkomunikasi dengan pihak lain maupun menjaga data pribadi yang dimilikinya agar tidak bocor kepada pihak yang tidak bertanggung jawab yang marak pada saat ini. Maka dari itu apabila seseorang jika ingin meminimalisir tidak kejahatan seperti penyadapan melalui ponsel bisa langsung bertemu orang yang bersangkutan jika mempunyai percakapan yang sangat penting dan tidak ingin diketahui oleh orang lain maupun pihak lain tetapi jika hanya ingin berbicara dengan hal yang biasa saja tidak di anjurkan bertemu langsung oleh orang tersebut. 

Hal-hal Kecil yang Membuat Bahagia

Apakah kebahagiaan itu, mungkin bahagia bisa memiliki arti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Tapi kebahagiaan tidak berarti harus berhubungan dengan hal-hal yang besar, atau memiliki hal-hal yang mahal. Beberapa waktu lalu dilakukan survey terhadap karyawan Mashable, dan ketika ditanyakan apakah hal-hal kecil yang bisa membuat bahagia, dan jawabannya adalah sebagai berikut:

1.       Pakaian segar yang keluar dari pengeringan
2.       Bernyanyi
3.       Membuka segel pertama kali
4.       Mengupas jeruk clementine dalam satu kulit
5.       Bungkusan popcorn yang bagus
6.       Tatanan rambut yang bagus
7.       Ketika pekerjaan telah selesai sementara hari masih siang
8.       Jeggings (jeans legging)
9.       Bangun tidur sebelum alarm berbunyi, sehingga Anda tidak tersentak dari tempat tidur
10.   Menerima surat yang isinya bukan tagihan
11.   Kicau burung pertama di musim dingin
12.   Menari seenaknya saat tidak ada orang yang melihat
13.   Mengklik unsubcribe  
14.   Bangun pagi dan menyadari bahwa Anda masih memiliki waktu untuk tidur
15.   Ketika pelayan bar Starbucks mengeja nama Anda dengan benar
16.   Menemukan uang di saku yang telah kita lupakan
17.   Mandi
18.   Lift tiba saat memencet kedua kalinya
19.   Membayar minum untuk porsi kecil, tapi mendapatkan yang lebih besar
20.   Mendengarkan lagu favorit berulang-ulang
21.   Mempunyai susu yang cukup untuk semangkuk sereal
22.   Tiba di subway saat kereta tiba
23.   Sekotak kecil anak anjing
24.   Ketika menghidupkan TV dan film favorit Anda baru saja mulai
25.   Berada di luar ruangan ketika cuaca bagus
26.   Mendapatkan sinyal ponsel di ruangan bawah tanah
27.   Bau hujan di trotoar
28.   Anak anjing di taman
29.   Mendapatkan retweet
30.   Sweater lucu
31.   Tegukan pertama dari minuman favorit
32.   Ketika karakter Peanuts menari
33.   Ketika mendapatkan bagian terakhir dari toko roti favorit Anda
34.   Bercukur dengan bersih
35.   Cucian yang bersih
36.   Meletuskan pupple wrap
37.   Tetesan air hujan pada mawar dan bunga kumis kucing
38.   Memancing
39.   Tuangan bir yang sempurna
40.   Bila Anda menemukan pasangan kaus kaki favorit Anda yang hilang
41.   Pisau cukur baru
42.   Kopi dengan panas yang pas
43.   Tidur di seprai bersih dan segar
44.   Mengetahui semua syair pada sebuah lagu di radio
45.   Sandwich
46.   Melepas sepatu Anda ketika tiba di rumah
47.   Pada hari pertama di musim semi di mana Anda tidak perlu memakai pakaian dingin
48.   Bangun pada hari hujan dan Anda menyadari tidak memiliki acara apapun
49.   Ponsel telah di-charge 100%
50.   Hari pertama di pantai (ref: Mashable)

Menurut analisa saya bahwa kebahagian seseorang hadir bukan hanya terletak dari hal materi maupun benda yang mereka inginkan ataupun dapatkan. Karena belum tetentu apabila keinginan mereka terpenuhi orang tersebut bahagia, tetapi kebahagian juga hadir dari hal hal kecil yang tidak terduga sebelumnya, sebagai contoh seperti mood seseorang, seperti yang kita ketahui bahwa tiap harinya mood seseorang tidak selalu sama dan bagus maka dari itu kebahagian seseorang tidak bisa diukur dari hal benda maupun materi yang mereka dapatkan. Oleh karena itu kita harus banyak bersyukur apa yang sudah diberikan oleh sang pencipta.

Referensi : http://berandakata.blogspot.com/2014/03/50-hal-hal-kecil-yang-membuat-kita.html

Twitter Facebook Digg Favorites More