Jumat, 10 Januari 2014

Produk Apple dan Google pun pernah gagal

Sukses yang dilakukan AirAsia dalam bisnis penerbangan dengan harga rendah, menggoda banyak perusahaan lain masuk ke dunia penerbangan LCC (low cost carrier). Ketika Bintang Toedjoe membuat minuman berenergi Extra Joss, maka banyak merek baru bermunculan menconteknya. Begitu pula ketika Sampoerna sukses membuat produk rokok mild dengan label A-Mild, dalam waktu tak berapa lama muncul puluhan produk-produk mild berbagai merek. Baik yang dibuat oleh pesaing utama maupun pesaing-pesaing baru yang tak diperhitungkan.


 

Masih ingat dengan minuman air mineral dalam kemasan (AMDK) bermerek Aqua? Sukses bisnisnya membuat banyak pihak berlomba membuat air mineral dengan berbagai merek, seperti Bonaqa, Aguaria, Club, Vit, Top Aqua, dan lain-lain. Begitu pula ketika Sosro membuat minuman teh dalam botol, maka Anda akan menemukan banyak teh kemasan bermacam merek mengikutinya.

Selain membuat orang mengikuti, sukses sebuah perusahaan juga menimbulkan persepsi bahwa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, adalah kebenaran. Apa yang disampaikan oleh CEO-nya, dianggap sebagai mantra sukses. Produk yang dibuatnya, selalu ditunggu masyarakat. Orang kemudian menjustifikasi pembenaran-pembenaran sebagai kunci sukses tersebut. Meski hal itu tidak selalu benar.

Agar tidak melebar, kolom Inspira ini membatasi diri dalam dunia produk ICT. Di dunia ICT dewasa ini, orang begitu keranjingan dengan Apple. Semua produknya hampir selalu dinanti orang. Apapun yang disampaikan pendiri Apple, mendiang Steve Jobs adalah kebenaran.

Begitu pula dengan Google. Sebagai pemain utama di bisnis ICT global, Google akan ditunggu siapapun geliat dan produknya. Namun, apakah mereka tidak pernah gagal, jawabnya pernah.

Apple misalnya, pernah mencatat sedikitnya 11 produk dianggap gagal. Antara lain Open Doc, Cyberdog, HyperCard, Newton, Powerbook Duo, Mac G4 Cube, eWorld, MacTv, MacQuadra, Bandai Pippin, hingga Quick Take. Namun demikian, tidak semua produk itu benar-benar dimatikan. Sebab, produk tersebut dianggap tidak sesuai pada jamannya, atau lahir terlalu awal. Sehingga ketika dilakukan perbaikan, maka akan muncul dengan produk baru.

Cyberdog misalnya, produk dari Apple pada 1996 meski gagal, tapi terus menerus diperbaiki dan tetap dilakukan riset. Dan, web browser ini diyakini sebagai cikal bakal Safari browser saat ini. Sedangkan produk Newton pada tahun 1993, dianggap gagal. Namun setelah dilakukan perbaikan, dianggap sebagai cikal bakal iPhone dengan aplikasi location base system (LBS) yang sekarang deikenal sebagai iMap. Atau PowerBook Duo yang mengusung komputer ringan pada 1992, gagal total dan tak terdengar. Namun kemudian dilakukan riset lagi, dan diketahui permasalahannya di prosessor yang tidak kompatible. Begitu diketahui masalahnya, dengan ditemukannya prosesor compact (solid state disc SSD), maka Apple pun dengan bekal cikal bakal PowerBook Duo tersebut sukses membuat Macbook Air. Dan masih banyak lagi kegagalan dari Apple, tapi ada yang memang dikubur tapi sebagian masih dikembangkan dan menghasilkan produk dahsyat baru.

Begitu pula dengan Google. Tidak semuanya sukses saat diluncurkan. Beberapa produk gagal Google antara lain adalah Google Video, Google Answer, Google Wave, Google Notebook, Google Buzz, Google Catalog dan lain-lain.

Google video misalnya, dirancang sebagai search engine yang powerfull untuk pencarian video. Namun, sejak diluncurkan 2005 tidak optimal. Bahkan gagal menandingi Youtube yang juga diluncurkan pada tahun yang sama. Akhirnya Google pun memilih membeli Youtube dengan nilai USD 1,65 miliar, daripada mengembangkan Google Video yang akhirnya ditutup 2009.

Google Buzz yang dirancang untuk menjadi jembatan microblogging dengan facebook, gagal mendapatkan peran di masyarakat. Akhirnya ditutup segera. Juga Google Answer tak berhasil menyaingi Yahoo Answer. Diluncurkan pada 2002, Google Answer yang melakukan pendekatan memberikan poin bernilai uang untuk penanya dan penjawab yang benar, ternyata gagal total dan pada 2006 pun ditutup. Dan, masih beberapa contoh lagi yang menunjukkan, bahwa tidak semua yang dibuat perusahaan besar akan sukses semuanya.

Dari fakta-fakta di atas, maka bisa ditarik pelajaran, bahwa tidak semua perusahaan besar akan selalu sukses dalam membuat produknya. Pasti ada di antara sebagian kecil produknya yang gagal.

Namun demikian, bagaimana menghadapi produk yang gagal tersebut. Apple tampaknya memilih mengembangkan produknya yang gagal, yang di kemudian hari muncul dengan produk baru. Bila produknya dianggap tidak potensial, tak segan-segan menutup selamanya.

Google pun tak segan menutup selamanya bila produknya gagal. Akan tetapi bila diyakini bahwa ceruk marketnya ada, sementara produknya kalah dengan pesaingnya, Google tak segan membeli rivalnya. Seperti dalam kasus Youtube.

Bagi Apple dan Google, tidak ada masalah untuk mengakuisisi perusahaan lain. Nah, bagaimana bila produk perusahaan Anda gagal di pasaran? Menyerah atau tetap melakukan riset lanjutan? Kata orang bijak, kaum pesimis akan melihat kegelapan di terowongan, sedang orang-orang optimis selalu melihat ada cahaya di terowongan.

Menurut analisa saya bahwa semua kegiatan baik itu elektonik maupun fisik dalam hal pembuatan ataupun penemuan pasti mengalami pasang surut seperti naik dan turun pada hal pembuatan jadi walaupun suatu karya yang besar seperti halnya yang sudah diterangkan pada artikel di atas bahwa penemuan tersebut pasti tidak seperti yang kita bayangkan. Pasti semua itu dibayar oleh kerja keras pemilik atau pembuat ide yang akan dikembangkannya dalam hal elektronik.

Referensi :


Naik Turun Saham, Facebook vs Twitter

Dua perusahaan teknologi yang digandrungi pengguna saat ini, Facebook dan Twitter, melakukan revolusi besar dengan menjual saham perdana mereka ke publik pada 2012 dan 2013 ini. Apa perbedaan yang terjadi pada keduanya setelah itu?

Penjualan saham perdana oleh perusahaan private (tertutup) kepada publik biasa disebut IPO (Initial Public Offering). 


Biasanya IPO dikeluarkan oleh perusahaan kecil yang mencari modal pengembangan. Tapi tidak jarang juga dilakukan oleh perusahaan besar yang dimiliki secara privat kemudian "membuka diri" menjadi perusahaan dengan saham publik.

Pada pertengahan 2012 lalu, Facebook memutuskan menjual saham perdananya kepada publik. Setelah beragam spekulasi hadir menjelang dilepasnya saham tersebut ke pasar, pada 18 Mei 2012, saham perdana Facebook dijual dengan harga 38 dollar AS per lembar.

Dengan menggunakan simbol IPO FB, Facebook menawarkan 421.200.000 lembar saham lewat bursa saham NASDAQ. Yang berarti sosial media itu mampu menggalang dana IPO sebesar 16 miliar dollar AS.

Sehingga Facebook menjadi perusahaan internet dengan nilai IPO tertinggi sepanjang masa.

Berselang setahun, giliran Twitter melakukan IPO. Pada 6 November 2013, Twitter menawarkan sahamnya dengan harga 26 dollar AS per lembar.

Twitter menjual 70 juta lembar saham yang mana dengan ini maka dana Twitter menjadi 1.82 miliar dollar AS serta nilai perusahaan naik menjadi 14.2 miliar dollar AS.

Berbeda dengan Facebook yang menawarkan sahamnya di bursa saham NASDAQ. Twitter yang menggunakan simbol IPO TWTR memilih New York Stock Exchange (NYSE).

Jalan yang Berbeda

Meski rasanya rentang waktu yang cukup jauh membuat keduanya tidak dapat disejajarkan tapi paling tidak jatuh bangun Facebook di bursa saham belum terlihat dialami oleh Twitter dalam usianya yang menginjak sebulan ini.

Lihat saja pada hari pertama, Mei 2012 lalu, saham Facebook sempat menyentuh angka 45 dollar AS per lembar sebelum akhirnya ditutup pada angka 38.23 dollar AS.

Sedangkan Twitter pada hari pertamanya, November 2013, ditutup pada angka 45.15 dollar AS per lembar setelah pada siang harinya sempat menyentuh 50 dollar AS per lembar.

Facebook jatuh bangun pada perkembangan penawaran IPO-nya. Coba kembali menilik pada September 2012 lalu, saham Facebook sempat anjlok ke titik terendah pada 17.73 dollar AS.

Bahkan Facebook menutup tahun 2012 hanya dengan berada pada kisaran 17 dollar AS per lembar saham. Hal ini tampak sebagai sebuah kegagalan bagi Facebook yang mengawali perjalanannya di bursa saham pada angka 38 dollar AS.

Setelah perjalanan panjang setahun, pada Juli 2013 barulah Facebook berhasil kembali ke angka awal penjualan sahamnya yakni 38 dollar AS.

Baru setelah itu penjualan saham Facebook kembali ke jalurnya. Pada Agustus 2013 misalnya saham Facebook sudah berada pada angka 41.34 dollar AS. Lalu September 2013, menyentuh 45.07 dollar AS, November 2013 hingga 47.56 dollar AS dan pada Desember 2013 ini berada di kisaran 47.06 dollar AS.

Sebuah perjalanan satu tahun yang panjang dilalui Facebook. Kalau dibandingkan dengan pesaingnya Twitter, yang baru sebulan melepas sahamnya, akan terlihat perbedaan.

Pada hari pertama IPO-nya saja, Twitter menutup hari dengan lonjakan harga saham yang pesat pada 45.15 dollar AS. Naik 73.7 % dari harga awal.

Sampai pada bulan Desember 2013, kurang lebih sebulan setelah penjualan perdana sahamnya, Twitter masih berada pada kisaran 43.4 dollar AS.

Twitter tidak mengalami penurunan harga seperti yang dialami Facebook hingga lebih rendah daripada harga awalnya. Selain itu Twitter juga terus berada pada kisaran angka yang stabil.

Meski kini harga saham Facebook masih lebih tinggi --  berada pada 48.67 (5/12) -- daripada Twitter yang berada pada angka 43.4 dollar AS (5/12).

Mereka yang Jadi Kaya

Tentunya penjualan saham ke publik ini menguntungkan bagi pihak yang telah lebih dulu "menabung" di kedua perusahaan tersebut.

Setelah penjualan saham ke publik dilakukan oleh Facebook, Mark Zuckerberg ditetapkan menjadi orang terkaya peringkat ke-42 menurut Bloomberg Billionaires Index.

Hal ini setelah nilai kekayaan Mark mencapai 16.7 miliar dollar AS atau naik sekitar 30% sejak Mei 2012.

Selain Mark, duo pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Mike Krieger juga turut bertambah kaya.

Ini karena perjanjian pembelian saham Instagram pada 9 April 2012. Dalam perjanjian itu, Facebook akan membayar tunai 300 juta dollar AS dan 23 juta lembar saham.

Karena saham Facebook dijual 38 dollar per lembar saham, Instagram mendapat bagian 874 juta dollar AS. Sehingga harga akuisisi Facebook atas Instagram menjadi 1.174 miliar dollar AS.

Tentu tidak hanya Facebook yang berhasil memberikan tambahan kekayaan bagi para koleganya. Twitter pun demikian.

Dengan pelaksanaan IPO perdananya, Twitter membuat Evan Williams, salah satu pendiri dan pemegang saham individu terbesar, yakni 10,4 %, memiliki kekayaan senilai 2.56 miliar dollar AS.

Begitu juga dengan Peter Fenton, pemegang saham Twitter sebesar 6.7%, memiliki kekayaan senilai 1.45 miliar dollar AS. Serta pemegang saham Twitter sebesar 6%, Spark Capital, yang memiliki kekayaan senilai 1.4 miliar dollar AS.

Tidak berhenti di situ saja, Union Square Ventures dengan saham sebesar 5.9%, mendapat kekayaan senilai 1.3 miliar dollar AS. Lalu Digital Sky Technologies (DST) Global mendapat kekayaan senilai 1.07 miliar dollar AS atas sahamnya sebesar 5%.

Selain itu salah satu pendiri Twitter lainnya, Jack Dorsey yang memiliki saham sebesar 4.9%, juga mendapat kekayaan senilai 1.06 miliar dollar AS.

Tidak ketinggalan Dick Costolo, CEO twitter sejak 2010, yang memiliki saham 1.6% atau senilai 346 juta dollar AS.

Tentunya tidak hanya mereka, para pembeli saham yang siap mengucurkan dananya untuk membeli lembar-lembar saham publik milik kedua perusahaan itu akan bertambah seiring waktu.

Begitu juga dengan pergerakan saham yang terus berlangsung, perjalanan keduanya masih panjang. Fluktuasi tidak dapat dihindarkan, lalu akankah Twitter mampu mempertahankan stabilitasnya? Atau mampukah Facebook terus mengungguli Twitter? Kita tunggu saja. 

Menurut analisa saya memang perusahaan pembuat facebook dan twitter adalah merupakan perusahaan media sosial terbesar tetapi itu tidak menutup kemungkinan perusahaan tersebut dalam hal naik turun saham mereka, karena dalam hal semua kegiatan bisnis itu pasti mengalaminya walaupun besar kecilnya perusahaan tersebut maka dari itu pemilik ataupun pendiri perusahaan harus pintar pintar mensiasatinya atau paling tidak meminimalisir terjadinya penurunan saham mereka.

Referensi :http://tekno.kompas.com/read/2013/12/30/0756086/Naik.Turun.Saham.Facebook.vs.Twitter

Elektronik Learning (E-Learning)

Proses belajar-mengajar di perguruan tinggi secara konvensional adalah dengan menggunakan ruang kelas dan fasilitas pendukung seperti papan tulis dan LCD Projector. Mahasiswa dan dosen melakuan interaksi secara fisik atau nyata di ruang kelas.

Namun, proses pembelajaran secara konvensional tidak dapat menjamin perluasan akses material pengajaran kepada universitas lain, terutama yang berada di provinsi atau daerah yang jauh dari pusat belajar-mengajar tersebut.

Oleh karena itu, diperlukan teknologi untuk membantu perluasan akses tersebut. Salah satunya adalah teknologi e-learning. Apa saja aspek penting untuk mendukung proses pembelajaran virtual ini?

Selayang Pandang e-learning

Secara sederhana, e-learning adalah memindahkan proses belajar-mengajar secara konvensional kepada dunia maya, atau ke internet. Umumnya, aplikasi yang digunakan adalah web-based. Pada aplikasi e-learning, dapat kita temukan fitur ruang kelas virtual, video streaming/live, papan tulis virtual, kuis/ujian virtual, discussion thread, kuesioner online, TV online dan berbagai fitur pendukung lainnya.

Indonesia sudah memiliki teknologi tersebut, dan salah satunya disosialisasikan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Pustekkom Kemendikbud RI)

Pustekkom Kemendikbud memiliki berbagai macam aplikasi e-learning, yang dapat digunakan untuk menjamin perluasan akses material pembelajaran ke seluruh Indonesia, secara gratis, selama terdapat jaringan internet. Berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia juga telah menggunakan e-learning web based untuk proses belajar-mengajar mereka.

Salah satu aplikasi web yang paling umum digunakan untuk e-learning adalah Moodle, yang merupakan platform Open Source dan gratis. Moodle juga dikenal sebagai Course Management System (CMS), Learning Management System (LMS), dan juga sebagai Virtual Learning Environment (VLE). Sejauh ini, Moodle telah melayani lebih dari 70 juta user, termasuk di Indonesia.

Perbedaan pembelajaran konvensional dan e-learning

Sepintas, seakan tidak ada bedanya antara proses belajar-mengajar secara konvensional dan e-learning. Seakan-akan, dengan memindahkan proses pembelajaran ke dunia maya, maka semua proses belajar-mengajar akan dapat berjalan sama persis seperti teknik konvensional, hanya saja ini dilakukan pada aplikasi web based. Namun, pada akhirnya, asumsi seperti ini terbukti adalah salah kaprah.

Perbedaan proses antara kedua plaform tersebut ternyata sangat signifikan. Contohnya, pada proses video streaming, baik secara recorded atau live, ternyata tidak bisa diperlakukan sama dengan proses belajar-mengajar secara konvensional.

Pada sesi  video streaming, tutor harus mempersiapkan slide supaya dapat dengan mudah dipelajari via video, yaitu tidak boleh terlalu banyak kata-kata. Tutor juga harus fokus terhadap kamera, karena terkadang tutor suka menyamakan kelas virtual dengan konvensional, sehingga tidak fokus dengan kamera.

Tutor juga harus bisa menjaga jarak dengan baik terhadap mikrofon, yaitu sebanyak satu tapak tangan, supaya suara terekam dengan baik. Sementara itu, pada discussion thread, baik tutor dan mahasiswa harus selalu siap secara online, sehingga interaksi yang berkesinambungan selalu terjaga.

Secara garis besar, problematika e-learning terpusat pada manajemen konten pembelajaran. Tutor dituntut untuk selalu update konten tersebut, sementara mahasiswa dituntut untuk selalu mengikuti update.

Berhubung interaksi antara tutor dan mahasiswa terjadi di dunia maya, maka kedua belah pihak harus rajin mengakses dan me-manage LMS, yang merupakan backbone utama proses pembelajaran. Pada akhirnya, memang diperlukan perubahan mindset vis a vis pembelajaran konvensional.

Tutor dan Pembelajar Independen

e-learning tidak lebih dan tidak kurang adalah sebuah alat bantu proses belajar-mengajar. Pada akhirnya, the man behind the gun yang akan paling menentukan apakah proses tersebut sukses atau tidak.

Di sini, baik tutor dan mahasiswa dituntut untuk menjadi insan yang independen. Apa artinya? Tutor dituntut untuk kreatif dalam menciptakan konten, sementara mahasiswa dituntut untuk aktif dalam memberikan pertanyaan, feedback, maupun kritik.

Jika salah satu pihak, atau malah kedua belah pihak, menjadi pasif dan tidak aktif dalam menggunakan semua fitur aplikasi e-learning, maka dapat dipastikan bahwa proses belajar mengajar akan gagal.

Memang benar bahwa menjadi kreatif merupakan prasyarat untuk pembelajaran konvensional juga. Namun perlu ditekankan, bahwa proses belajar mengajar di dunia maya sangatlah berbeda dengan konvensional.

Di sini, seorang tutor dan mahasiswa tidak menghadapi manusia atau dunia nyata, namun menghadapi layar komputer. Di sini, mindset kita dituntut untuk menjadi terbuka dan kreatif dalam rangka mengekplorasi teknologi yang terbaru.

Menjadi insan digital native, yang selalu berhasil mengoptimalkan perkembangan TIK terbaru, adalah syarat utama supaya e-learning bisa berjalan dengan baik. 

Menurut analisis saya bahwa pembelajaran secara e-learning memang harus lebih ditingkatkan oleh semua kalangan karena bukan saja praktis untuk proses kegiatan belajar mengajar tetapi juga bisa menghemat waktu pada proses belajar karena murid tidak harus datang ke tempat yang melakukan kegiatan belajar mengajar.
 
Referensi :http://tekno.kompas.com/read/2014/01/07/1152542/E-Learning.Agar.Pembelajaran.Makin.Luas

Berguru Bukan Hanya Berbuku

Selagi saya sedang asik browsing dengan mesin google secara tidak sengaja saya menemukan artikel yang di dalamnya mengandung arti yang sangat dalam tentang pentingnya kita berguru tetapi bukan hanya buku, Berikut ini isi artikelnya cekidot ^_^ :

Diantara para kader dakwah mungkin banyak yang bertanya ? mengapa saya harus hadir di pembinaan rutin, padahal saya mungkin tidak tahu urgensinya apa? mengapa saya harus hadir di sementara saya tidak tahu urgensinya apa? mengapa agenda pembinaan harus sebanyak itu ? padahal kayaknya saya ikut tiap agenda pembinaan, sama2 aja, saya duduk datang diam, mendengarkan, lalu pulang ? apa urgensinya ikut agenda pembinaan tersebut ?
ketahuilah, untuk menuntut ilmu ntm itu harus berguru, bukan hanya berbuku ! berguru itu artinya tallaqi, bertemu langsung dengan guru yang akan memberikan kita ilmu. Berguru itu artinya menaruh hormat pada siapa yang akan memberikan ilmu kepada kita. Berguru itu artinya berkorban, karena kitalah yang harus mendatangi ilmu, bukan sebaliknya !!
sementara itu dizaman sekarang, saat informasi mengalir sedemikian deras, banyak kader yang melupakan arti berguru. Ia merasa cukup dengan membaca info tentang islam yang banyak beredar di dunia maya. Ia merasa cukup dengan berbuku, dengan membaca dan menyerap informasi yang tersedia.
betap seorang ustadz pernah ditanya : “ustadz mengapa tidak pernah mau memberikan handout materi dari training / materi tadi ?”.
Ustadz menjawab : “agar ntm belajar akh, kalau engga begini ntm ga belajar. Coba ntm refleksikan, berapa banyak dari kita yang sudah beli buku ma’dah tarbiyah, bahkan sudah ditulis syarahnya, tetapi berapa coba yang sudah mendalaminya ?? sementara dulu ketika ma’dah tarbiyah belum dibukukan, belum dicetak, setiap kader berlomba untuk memahaminya, berusaha sekuat tenaga untuk bisa dihafal, untuk kemudian diberikan kepada binaannya. Sekarang, semangat itu makin luntur akhi ! Karena itulah saya jarang sekali memberikan materi yang saya sampaikan, agar barang siapa yang ingin mendapat ilmu, ia harus datang, harus hadir ditengah2 pertemuan kita. Karena yang ingin ana sampaikan bukan hanya materi akhuna sayang, tetapi semangat, energi, dan ruh, yang bergerlora dari materi-materi tersebut !!”
Bukankah karena itu juga pertemuan pekanan kita yang indah disebut liqo’at yang artinya pertemuan. Dimana salah satu parameter utama keberhasilan, parameter sehatnya liqoa’at adalah KEHADIRAN para kader dalam forum bermandikan cahaya tersebut !? Jadi mau tidak mau ikhwah fillah, kita memang harus berguru. Manhaj kita mengajarkan demikian.
ikhwah fillah, Kenapa engkau harus berguru, tidak hanya berbuku? Karena kata-kata mungkin memiliki ilmu dan semangat, namun hati hanya bisa disentuh dengan hati…

Menurut pandangan saya terhadap artikel diatas itu memang benar adanya jadi setiap orang yang ingin mendapatkan ilmu bukan hanya orang tersebut membaca buku ataupun yang lainnya tetapi orang tersebut juga harus berguru langsung dengan orang mengerti di bidangnya, karena sudah rahasia sang pencipta bahwa apabila kita ingin memiliki ilmu yang bermanfaat tidak selamanya harus membaca buku walaupun buku tersebut memiliki semua keinginan yang kita inginkan.. sekian ^_^  

Referensi :http://taufiqsuryo.wordpress.com/page/2/

Unik, Semua Pelayan di Restoran Ini Kembar

Di Rusia, bisnis kuliner menggila. Mulai restoran dan cafe, persaingan di bisnis cukup ketat. The Twins Star, sebuah restoran unik di Rusia sajikan sesuatu yang berbeda. Di restoran tersebut, semua pelayan yang menjamu pelanggan adalah kembar (identik).

Adalah Alexei Khodorovsky pemilik restoran tersebut yang miliki tak biasa ini. Ia mencari cara bagaimana membuat pelanggan tertarik singgah dengan konsep yang berbeda. Tak hanya lain daripada yang lain, konsep tersebut juga menjual. Tak hanya kembar, para pelayan di The Twins Star juga diwajibkan memakai pakaian yang sama dengan kembarannya.

Memang konsep tersebut akan sedikit membingungkan pelanggan. Bayangkan saja, mereka harus ingat betul pada pelayan mana memesan makanan. Lantas, bagaimana mengingatnya, wajah dan pakaian mereka saja sama. 

Justru ini yang menjadi daya tarik. Pelanggan seakan tertantang dan termotivasi. Akan tetapi tetap ada hambatan untuk terapkan ide brilian ini. Alexei Khodorovsky pun mengakui sempat merasa kesulitan.


Ia mengeluh cukup sukar mencari calon karyawan pasangan kembar bersaudara. Jika yang satu tertarik, belum tentu satunya setuju. Jika yang satu sedang menganggur dan sudi bergabung, belum tentu yang satunya senada. Bisa jadi ia sudah miliki pekerjaan.

Menurut analisa saya kebanyakan restoran yang beroperasi baik di kota maupun tempat lain memang tidak menggunakan pelayan atau pegawai yang memiliki paras wajah kembar, tetapi dengan adanya restoran yang sudah di sebutkan oleh artikel tersebut mungkin bisa saja menarik perhatian para pemilik restoran lainnya untuk mengadopsi hal yang sama. Memang tidak mudah suatu tempat makan atau restoran memiliki pelayan atau pegawai yang memiliki paras yang kembar tetapi hal itu bisa saja membedakan restorannya dalam hal keunikan sehingga nantinya para pengungjung ada yang tertarik ataupun nyaman dengan pelayang kembar tersebut.

Referensi :


http://eotika.blogspot.com/2013/12/unik-semua-pelayan-di-restoran-ini.html

Berguru di kelas cinta agar tak jatuh bangun dipermainkan

Menjadi pria mapan, tampan dan tinggal di ibu kota bukan jaminan memiliki kekasih hati. Semua bergantung pada usaha dan tentunya takdir Sang Kuasa.


Meski tak semudah membalik telapak tangan, sesungguhnya persoalan mendapatkan cinta sejati itu cuma masalah waktu. Selain itu tentu soal strategi bagaimana bisa mendapatkan si idaman.

Tapi itu bukan tragedi. Sebab semua orang punya kesempatan sama untuk bahagia dengan pendamping hidupnya. Hanya saja, dalam perjalanannya tak jarang kendala menghadang di depan mata.

Banyak cara menyelesaikannya, selama tak merasa putus asa. Misalnya dengan mengikuti kelas cinta Hitman System yang didirikan tiga orang pria muda, Lex, Kei dan Jet.

Hitman System adalah grup pengembangan diri profesional untuk memaksimalkan diri dalam bidang romansa yang modern, sehat dan bahagia. Ketiganya membentuk grup ini sejak 2006 lalu. Lahir di Jakarta, kemudian grup ini berkembang ke beberapa kota besar di Indonesia.

Di tiap daerah, mereka yang merasa butuh teman tukar pikiran soal kehidupan cintanya lantas membuat komunitas kecil. Total ada 6.000 an yang mendaftar jadi peserta Hitman System.

Mungkin banyak yang belum tahu keberadaan kelas cinta ala Lex dkk. Tapi bagi Anda yang berminat, mungkin bisa lebih dulu mengenal mereka lewat www.hitmansystem.com.

"Di dunia maya kita dikenalnya sebagai portal informasi tentang percintaan. Memang yang kita tawarkan informasi pelajaran tentang percintaan," kata Lex, saat berbincang santai dengan merdeka.com, beberapa waktu lalu.

Mulanya, peminat grup ini sebagian besar pria single. Tapi dalam perjalanannya, bahkan ada pasangan suami istri yang ikut kelas Hitman System dengan harapan mendapatkan tips untuk mempertahankan romansa dalam hubungan mereka.

"Jadi akhirnya sekarang untuk pria wanita yang single, couple, suami istri, bahkan yang sudah bercerai. Semua umur," jelasnya.

Lex yang merupakan sarjana Fakultas Linguistik Fakultas Ilmu Bahasa Universitas Indonesia, mengaku tak mudah membuat grup seperti ini. Dia bersama Jet dan Kei harus melakukan riset pribadi sampai sepuluh tahun sebelum menemukan pemahaman baru tentang dinamika sosial romansa.

Banyak kelas yang ditawarkan Hitman System untuk membuat mereka yang tak percaya diri bisa tersenyum lagi untuk memperjuangkan cintanya. Seperti pengembangan diri, pelatihan komunikasi, manajemen gaya hidup, konsultasi romansa, personal rebranding, serta terapi kepribadian.

Soal keberhasilannya, tentu pribadi dan kemauan peserta sangat menentukan.

"Yang jelas kita bukan dating service apalagi melatih jadi seorang playboy, womanizer, ataupun sosok Don Juan sang penggoda wanita yang memanipulasi untuk kepuasan pribadi," beber Lex.

Lex menambahkan, tak ada batasan umur untuk mengikuti kelas mereka. Tapi dia sangat tak menyarankan mereka yang berusia di bawah 19 tahun mengikuti kelas ini.

"Sebab di usia itu, ditakutkan belum cukup pengalaman," tandasnya.

Menurut analisa saya hal seperti yang dilakukan pada artikel ini merupakan solusi untuk mereka yang memang membutuhkan masukan lebih tentang pengetahuan terhadap percintaan tetapi juga diri sendiri lah yang berperan penting dalam hal menemukan dan menentukan pilihannya masing masing maka dari itu seorang yang ingin merubah perunutungan terhadap asmaranya harus mampu melewati rintangan rintangan yang akan menghadang dalam usaha mendapatkan idaman hati. Tetapi bukan hanya usaha yang perlu dilakukan oleh seorang yang ingin mendapatkan wanita idamannya mereka tidak lupa berdoa terhadap yang maha kuasa karena hanya kepadaNYA lah garis jodoh sudah ditentukan. 
Referensi :

Twitter Facebook Digg Favorites More