Minggu, 30 Maret 2014

Pakar IT Beberkan Cara Tangkal Penyadapan

Penyadapan pada ponsel maupun perangkat mobile tidak hanya berkaitan pada produk perangkat saja. Sebab, perangkat teknologi tak seluruhnya dibuat oleh para vendor. 

Meski vendor perangkat telah menyatakan produknya tersertifikasi, namun terdapat komponen dan sistem operasi yang diproduksi pihak ketiga. Celah ini memungkinkan ditanamkan malware atau komponen penyadapan. 

Kondisi itu tak dipungkiri pakar IT, Teguh Prasetya. Meskipun para vendor perangkat telah menyatakan produk mereka tersertifikasi, Teguh berpendapat pengguna perangkat harus waspada dengan sistem operasi yang berjalan di atasnya. 

 

"Masing-masing hardware punya sistem operasi masing-masing. Apakah selalu setiap sistem operasi terstandarisasi?" kata Teguh usai diskusi di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu 26 Maret 2014. 

Ia mengatakan rata-rata pengguna perangkat bahkan tidak mengetahui sumber kode sistem operasi yang dipakai mereka. Sementara itu, pengetahuan kode sumber itu penting. 

Teguh mengatakan, dengan masuk ke teknologi, terlebih teknologi digital, maka sebenarnya potensi penyadapan sangat mudah. Kuncinya yakni kesadaran pengguna untuk selalu memonitoring perangkatnya. Ia menyebutkan pengguna harus intens mengaudit keamanan perangkat. 

Produk dalam negeri

Sedangkan pakar IT dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menambahkan, di sisi yang lebih luas, dengan adanya beberapa kali isu penyadapan, negara harus meningkatkan keamanan informasi nasional. 

"Selain itu mengembangkan kapabilitas bangsa. Misalnya buat hanphone bikinan dalam negeri," kata dia. 

Agung menjelaskan dengan memproduksi produk di dalam negeri, dengan sendirinya akan meningkatkan pemahaman seluruh fungsi komponen yang terdapat dalam ponsel. 

"Dengan cara itu, kita akan tahu end to end keamanan. Nantinya kita bisa bikin enkripsi," imbuhnya. 

Agung kurang sependapat jika aspek keamanan dibebankan kepada operator telekomunikasi. Terlebih lagi, tambah dia, operator kadang mengadopsi peralatan jaringan milik pihak ketiga. Untuk keamanan tiap elemen jaringan, kata Agung, operator menyerahkan pada orang luar atau pihak ketiga.

"Jadi kurang pas keamanan dibebankan kepada operator. Tugas mereka mengurusi bisnis," katanya.

Menurut pendapat saya mengenai artikel yang sudah di jelaskan di atas adalah bahwa di era yang sudah sangat canggih dan modern seperti sekarang ini bahwa orang maupun perusahaan harus lebih pintar pintar lagi dalam hal berkomunikasi dengan pihak lain maupun menjaga data pribadi yang dimilikinya agar tidak bocor kepada pihak yang tidak bertanggung jawab yang marak pada saat ini. Maka dari itu apabila seseorang jika ingin meminimalisir tidak kejahatan seperti penyadapan melalui ponsel bisa langsung bertemu orang yang bersangkutan jika mempunyai percakapan yang sangat penting dan tidak ingin diketahui oleh orang lain maupun pihak lain tetapi jika hanya ingin berbicara dengan hal yang biasa saja tidak di anjurkan bertemu langsung oleh orang tersebut. 

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Facebook Digg Favorites More