Ketika
sedang jatuh cinta, otak manusia akan menciptakan perasaan terikat dan ingin
selalu bersama orang yang dicintai. Cinta membuat seseorang kecanduan pada
pasangan.
Di
kalangan medis, kondisi ini sama persis seperti kecanduan narkotika. Hal
yang sama terjadi pada otak saat perasaan cinta ditolak.
"Banyak
data yang mengungkapkan bahwa mereka yang cintanya tertolak menunjukkan
gangguan di otak yang terkait kecanduan aktif," kata Helen Fisher,
Antropolog di Rutgers University seperti dikutip Your Tango.
Sementara peneliti di Oxford University Brian David Earp mengatakan obat anti jatuh cinta bisa mengatasi gangguan tersebut.
Sementara peneliti di Oxford University Brian David Earp mengatakan obat anti jatuh cinta bisa mengatasi gangguan tersebut.
"Jika
terjadi penolakan, ada zat anti-cinta yang bekerja untuk memblokir atau
mengurangi perasaan cinta, nafsu dan daya tarik," ungkap Earp.
Pil
anti-cinta bisa diminum untuk menghapus perasaan cinta yang dimiliki untuk
seseorang.
Saat
ini, obat anti-cinta telah beredar luas di pasaran dengan samaran
anti-depresan. Salah satunya, Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
yang bertujuan meningkatkan kadar serotonin, dan bisa menurunkan libido.
Efek samping yang umum dari asupan serotonin adalah mengurangi gairah seks dan kesulitan mencapai orgasme.
Efek samping yang umum dari asupan serotonin adalah mengurangi gairah seks dan kesulitan mencapai orgasme.
Sumber klik disini
0 komentar:
Posting Komentar