Rasio kulit atas volume tubuh meningkat, maka mudah kehilangan panas.
Peneliti di Univesitas Michigan, AS, mengatakan dampak pemanasan global
telah menyebabkan ukuran tubuh mahluk mamalia makin menyusut di masa
lalu. Bahkan fenomena serupa juga bisa terjadi di masa depan.
Menurut Huffington Post, Senin 11 November 2013, tim peneliti mendalami fosil mamalia yang hidup pada masa pemanasan global sekitar 55 juta tahun silam. Saat itu suhu global meningkat sekitar 6 derajat untuk jangka waktu 20.000 tahun.
Peneliti mengatakan salah satu bukti yakni temuan penyusutan pada tubuh kuda masa awal, Hyracotherium, yang kini sudah punah. Contohnya, kuda di masa awal menyusut 30 persen dibanding kuda masa kini.
Peneliti mengatakan penyusutan itu kemungkinan disebabkan peningkatan rasio kulit tehadap volume tubuh. Dengan demikian menyebabkan tubuh mamalia mudah kehilangan panas.
Selanjutnya pada pertemuan para ilmuwan dalam forum Society of Vertebrate Paleontology, disebutkan masa menyusutan juga terjadi pada masa pemanasan global yang lain, yakni sekitar 53 juta tahun silam. Ini memperkuat penyusutan masa sebelumnya.
Dalam meneliti penyusutan tubuh mamalia, peneliti mengukur sampel geraham untuk mewakili tubuh mamalia. Peneliti mengamati daerah yang kaya fosil, Bighorn Basin, Wyoming, sebuah dataran tinggi di AS.
Pada daerah ini, peneliti menemukan hal yang sama. Mamalia mengalami penyusutan. Selain kuda, rusa dan primata kecil, peneliti mendapati mamalia-mamalia itu menyusut 22 persen.
Peneliti mengatakan fakta pemanasan global yang terjadi dua kali itu menyebabkan hewan terpaksa mengadopsi beberapa perubahan untuk bertahan hidup. Para peneliti menyebutkan mengurangi ukuran tubuh mungkin respon evolusioner umum untuk perubahan iklim.
"Fakta bahwa itu terjadi dua kali secara signifikan meningkatkan keyakinan kita bahwa kita melihat sebab dan akibat, bahwa salah satu respon menarik untuk pemanasan global di masa lalu adalah penurunan besar dalam ukuran tubuh pada spesies mamalia," kata Philip Gingerich, seorang profesor bumi dan ilmu lingkungan Universitas Michigan dikutip laman Nature.
Menurut Huffington Post, Senin 11 November 2013, tim peneliti mendalami fosil mamalia yang hidup pada masa pemanasan global sekitar 55 juta tahun silam. Saat itu suhu global meningkat sekitar 6 derajat untuk jangka waktu 20.000 tahun.
Peneliti mengatakan salah satu bukti yakni temuan penyusutan pada tubuh kuda masa awal, Hyracotherium, yang kini sudah punah. Contohnya, kuda di masa awal menyusut 30 persen dibanding kuda masa kini.
Peneliti mengatakan penyusutan itu kemungkinan disebabkan peningkatan rasio kulit tehadap volume tubuh. Dengan demikian menyebabkan tubuh mamalia mudah kehilangan panas.
Selanjutnya pada pertemuan para ilmuwan dalam forum Society of Vertebrate Paleontology, disebutkan masa menyusutan juga terjadi pada masa pemanasan global yang lain, yakni sekitar 53 juta tahun silam. Ini memperkuat penyusutan masa sebelumnya.
Dalam meneliti penyusutan tubuh mamalia, peneliti mengukur sampel geraham untuk mewakili tubuh mamalia. Peneliti mengamati daerah yang kaya fosil, Bighorn Basin, Wyoming, sebuah dataran tinggi di AS.
Pada daerah ini, peneliti menemukan hal yang sama. Mamalia mengalami penyusutan. Selain kuda, rusa dan primata kecil, peneliti mendapati mamalia-mamalia itu menyusut 22 persen.
Peneliti mengatakan fakta pemanasan global yang terjadi dua kali itu menyebabkan hewan terpaksa mengadopsi beberapa perubahan untuk bertahan hidup. Para peneliti menyebutkan mengurangi ukuran tubuh mungkin respon evolusioner umum untuk perubahan iklim.
"Fakta bahwa itu terjadi dua kali secara signifikan meningkatkan keyakinan kita bahwa kita melihat sebab dan akibat, bahwa salah satu respon menarik untuk pemanasan global di masa lalu adalah penurunan besar dalam ukuran tubuh pada spesies mamalia," kata Philip Gingerich, seorang profesor bumi dan ilmu lingkungan Universitas Michigan dikutip laman Nature.
Referensi :http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/457609-pemanasan-global-bisa-sebabkan-tubuh-mamalia-menyusut
0 komentar:
Posting Komentar