Etika politik adalah filasafat
moral tentang dimensi pilitis manusia, fungsi etika politik adalah dalam
masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis untuk mempertanyakan
serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab, jadi tidak berdasarkan
emosi, prasangka, dan apriori, melainkan secara rasional, obyektif dan
argumentatif. Adalah salah ketika kita etika politik langsung mau mencampuri
politik praktis. Tugas etika politik adalah sebagai subsider: membantu agar
rmasalah-masalah ideology dapat dijalankan secara obyektif, artinya berdasarkan
argument-argument yang dapat dipahami dan ditanggapi oleh semua yang mengerti
permasalahan. Etika politik tidak mengkhotbai para politikus, tetapi dapat
memeberikan patokan-patokan orientasi dan pegangan-pegangan normative bagi
mereka yang mau memiliki kualitas tatanan dan kehidupan politik dengan tolak
ukur martabat manusia.
Dalam rangka dimensi-dimensi
kesosialan manusia itu dimensi politis manusia mencakup untuk lingkaran
kelembagaan hukum dan Negara da sistem-sistem nilai dan idelogi-ideologi yang
memberikan legitimasi kepadanya. Dimensi politis manusia adalah dimensi
masyarakat sebagai keseluruhan. Jadi yang menjadi ciri khas suatu pendekatan
yang disebut "politis" adalah bahwa pendekatan itu terjadi dalam
kerangka acuan yang berorientasi pada masyarakat sebagai keseluruhan. Sebuah
keputusan bersifat politis apabila diambil dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat sebagai keseluruhan.suatu tindakan disebut politis apabila
menyangkut masyarakat secara keseluruhan. Politisi adalah orang yang mempunyai
profesi yang mengenai masyarakat secara keseluruhan.seorang bukan politis pun
,engambil suatu sikap politik apabila ia dalam sikap itu mengacu pada
masyarakat sebagai keseluruhan. Dengan demikian dimensi politis manusia dapat
ditentukan sebagai dimensi di mana manusia menyadari diri sebagai anggota
masyarakat sebagai keseluruhan yang menentukan kerangka kehidupannya dan
ditentukan kembali oleh tindakan-tindakannya.
Inti permasalahan etika politik
adalah masalah legitmsi etis kekuasaan yang dapat dirumuskan dalam pertanyaan:
denga hak moral apa seseorang atau sekelompok orang memegang dan mempergunakan
kekuasaan yang mereka miliki, betapapun kekuasaa seseorang, ia selalu dapat
dihadapkan pada tuntutan untuk mempertanggungjawabkannya.
Bila kita mendengar kata
"politik'',maka yang ada dalam benak kita adalah partai-partai politik
atau suatu cara yang ditempuh seseorang dalam pencapaian tujuannya.orang sering
menyamakan politik dengan kekuasaan, menghalalkan segala cara dengan
mengesampingkan pedoman-pedoman hidup demi tercapainya suatu tujuan. Hoogerwerf
(1979:45)"siapa memperoleh apa, bilamana, dengan cara apa". begitulah
kira-kira gambaran buruk tentang politik. Nilai negative pada politik membuat
kita bertanya apa eksistensi politik itu. pada tanggal 5 juli nanti seluruh
rakyat Indonesia akan megadakan pemilihan umum untuk memilih seorang calon
presiden, pemilu sekarang ini berbeda dengan pemilu sebelumnya karena rakyat
sendiri yang akan menentukan pilihan siapa calon presidennya. Dalam masa
kampanye para kandidat presiden mengeluarkan buah pikiran untuk menata
masyarakat Indonesia pada masa akan datang yaitu berupa visi dan misi yang akan
dijalankan.dari semua visi dan misi yang ditawarkan masing-masing kandidat
presiden menurut saya tidak ada yang jelek, namun yang menjadi pertanyaan besar
adalah bagaimana visi dan misi tersebuit bisa dijalankan sesuai harapan dan
cita-cita bangsa Indonesia.
Menurut kusumaatmadja
(2004:Online)Seorang politisi yang hanya sekedar cerdas dan berpengetahuan bisa
memunculkan visi, namun visi itu tidak menyentuh hati nurani orang banyak
karena sang politisi yang pandai tersebut tidak memancarkan nilai-nilaiyang
menjadikannya layak dipercaya. visi adalah sekunder dan yang primer adalah
moralitas politik.
Problem besar yang telah menyeret negeri ini ke dalam situasi krisis yang paling berkepanjangan adalah hilangnya penghargaan terhadap nilai (value). Nilai-nilai seperti kesederhanaan, kejujuran, ketekunan, kerja keras, serta berbagai nilai positif lainnya semakin tidak dihargai dalam kehidupan masyarakat kita saat ini, malah dicemoohkan.
Problem besar yang telah menyeret negeri ini ke dalam situasi krisis yang paling berkepanjangan adalah hilangnya penghargaan terhadap nilai (value). Nilai-nilai seperti kesederhanaan, kejujuran, ketekunan, kerja keras, serta berbagai nilai positif lainnya semakin tidak dihargai dalam kehidupan masyarakat kita saat ini, malah dicemoohkan.
Budaya instan yang semakin kuat
berkembang telah meminggirkan penghargaan terhadap berbagai nilai tersebut.
Maraknya korupsi dan politik uang, kasus caleg yang berijazah palsu serta
berbagai kasus lainnya, semakin mempertegas betapa saat ini tujuan menghalalkan
cara. Demi mempertahankan dan atau meraih kedudukan dan kekuasaan, segala cara
dilakukan termasuk menggunakan kekerasan. Membayar menjadi celeg dengan nomor
urut jadi sudah menjadi hal yang umum dan wajar, karena jabatan dan kekuasaan
dipandang sebagai kendaraan yang efektif untuk secara instant menjadi kaya, ini
sekaligus juga meningkatkan status sosial untuk mendapatkan penghargaan dan penghormatan,
ungkapan bahwa "politik kotor" menjadi pembenaran terhadapa perilaku
politik yang menerabas nilai-nilai dasar yang seharusnya menjadi pegangan
bersama hilangnya penghaegaan terhadap nilai memberi montribusi yang sangat
besar terhadap kekacauan yang terjadi selama ini dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta menjadi pengahambat bagi berkembangnya kehidupan
demokrasi yang sehat.hal. ini merupakan upaya awal untuk mengkonsolodasi
kembali penghargaan terhadap nilai (value) agar menjadi landasan utama guna
menyehatkan kehidupan perpolitikan di tanah air.
Nilai yang dianut oleh seseorang
atau komunitas dapat dilihat dari sikap-sikap yang muncul, tidak hanya lewat
ucapan. Bahkan salah satu ukuran untuk melihat nilai yang dianut seorang politisiadalah
dari pendiriannya dalam menaggapi masalah-masalah kemasyarakatan serta juga
sikapnya dalam membawa diri dalam jabatan publik. Oleh karena itu, penting
untuk mengetahui sikap-sikap dasar dari seorang politisi, karena pendapat serta
keputusan politik maupun kompromi-kompromi yang dilakukanya merupakan refleksi
dari nilai-nilai politik yang dianutnya.kalau sang politisi tersebut
memantulkan konsistensi antara nilai-nilai yang dianutnya dengan gaya hidupnya,
dengan caranya berkomunikasi maupun melalui pendekatannya ketika merumuskan
keputusan, juga kompromi politik, maka orang tersebut bisa disebut sebagai
oaring yang mempunyai integritas.
Kalau publik sudah yakin bahwa
seseorang mempunyai integritas, maka dia menjadi orang yang dapat dipercaya dan
dengan demikian dapat melakukan tugas politknya dengan modal sosial yang
mendasar yang namanya kepercayaan (trust). Pihak yang berpendapat beda, bahkan
yang ideologinya beda pun dapat mempercayainya, sehingga perdebatan yang
terjadi akan selalu membawa konvergensi. Kalau interaksi politik dilakukan
dalam iklim saling mempercayai, maka aka timbul modal sosial yang kedua yaitu
harapan (hope).
Cobalah kita renungkan apa yang
terjadi di Indonesia yang kita cintai ini. Kalau bisa disimpulkan secara
sederhana yang terjadi adalah krisis kepercayaan yang kemudiaan menciptakan
hilangnya harapan akan masa depan. Hilangnya kedua modal sosial tadi, yaitu
kepercayaan dan harapan, menyebabkan kita tidak kunjung bisa mencari solusi
berbagai problem besar bangsa ini seperti korupsi, kolusi, nepotism, kekerasan,
ketidakbecusan dan gejala rasa mati.oleh karena itu politik berbasis nilai
mempunyai fungsi yang penting dalam memulihkan krisis yang melanda bangsa.
Nilai-nilai yang baik jika dipraktekkan oleh seseorang yang punya integritas,
akan menciptakan dua modal sosial yang amat berharga yaitu kepercayaa dan
harapan. Jika pemimpn konsisten mengembangkan kepercayaan dan harapan maka
solusi pun muncul seperti sinar ditengah kegelapan. Ketika itu visi menjadi
penting, karena visi itu hanya berguna dalam suasana pencerahan. Oleh karena
itu visi hanya berguna sebagai konsekuensi dari nilai.
Menurut pendapat saya setelah membaca artikel diatas yang mengenai etika pada politik adalah memang perlu setiap elemen atau orang dinegara ini memiliki etika dalam hal yang berbau politik, karena bukan saja etika yang selama ini kita kenal pada umumnya bahwa etika politik adalah etika kita terhadap politik itu sendiri. Sebagai contoh pada pemilihan umum bahwa setiap elemen atau lapisan masyarakat yang diberikan hak pilih dituntut harus menggunakan hak pilihnya dengan benar karena bukan saja suara mereka menetukan negara ini dalam memilih pemimpin yang akan memimpin bangsa ini kedepannya.
Referensi : https://www.facebook.com/GerpolekPendidikan/posts/494186663987521
0 komentar:
Posting Komentar