Minggu, 28 April 2013

Nasib Rupiah Masih di Tangan Amerika



JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) berhasil positif meski tipis selama sepekan. Sentimen yang berasal dari pidato bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed yang masih akan memperpanjang program bond buying mempengaruhi pergerakan rupiah.

 Menurut Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, selain itu nilai tukar euro turut menguat menanggapi kabar tersebut dan juga didukung oleh kenaikan trade balance Jerman dan  industrial production Inggris.

"Sentimen lain yang mempengaruhi apresiasi Rupiah ialah kenaikan data business confidence di Australia yang menguatkan AUD dan positifnya data ekspor impor China meski secara total mencatatkan penurunan pada neraca perdagangannya," ungkapnya di Jakarta, Minggu (14/4/2013).

Selain itu upaya bank sentral Jepang dan AS menstimulus pertumbuhan ekonomi serta ekspektasi pelonggaran moneter oleh bank sentral China (PBoC),  serta kenaikan current account Jepang juga turut mempengaruhi.

"Namun di sisi lain, penguatan juga dibatasi oleh turunnya data forex reverses Indonesia, sentimen investor confidence zona euro dan rilis BI rate yang tetap di level 5,75 persen yang dianggap pelaku pasar tidak sepadan untuk menghadapi inflasi yang dinilai cukup tinggi,".

 Menurut pendapat saya pengaruh dari nasib rupiah kepada amerika adalah dikarenakan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika sehingga nasib rupiah masih di anggap rendah.Indonesia sendiri sebenarnya bisa saja menguatkan nilai mata uang tergantung indonesia sendiri yang menanggapi dengan menambah mutu dari perdagangan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain didunia dan juga menjalin kerjasama dalam maupun luar negri sehingga akan bisa menguatkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dollar amerika.

14-04-2013 9.16 PM

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Facebook Digg Favorites More